Jakarta Timur – Banjir setinggi dua meter melanda kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur, pada Senin malam, 24 Februari 2025, setelah Sungai Ciliwung meluap akibat curah hujan yang tinggi di kawasan hulu. Banjir ini menggenangi ribuan rumah warga dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur serta merendam jalan-jalan utama di kawasan tersebut. Kejadian ini memicu kepanikan di kalangan warga yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Penyebab utama banjir adalah meluapnya Sungai Ciliwung, yang sudah menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan tiba. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya selama 48 jam terakhir meningkatkan volume air di sungai, yang akhirnya meluap ke pemukiman warga.
Dampak Banjir yang Terjadi di Kebon Pala
Banjir yang terjadi di Kebon Pala menyebabkan kerugian yang cukup besar. Tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga mengganggu kegiatan ekonomi dan sosial di sekitar kawasan tersebut. Banyak toko dan warung yang terpaksa tutup sementara, dan akses menuju beberapa area menjadi terhambat.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, lebih dari 1.000 rumah warga terendam banjir. Dengan kedalaman air yang mencapai dua meter. “Banjir ini cukup parah karena bukan hanya rumah, tetapi juga fasilitas umum seperti sekolah dan kantor juga terendam. Kami saat ini sedang berfokus pada evakuasi dan memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta, Sigit Prabowo, saat diwawancarai pada Selasa pagi (25/2/2025).
Selain itu, kondisi jalan-jalan yang terendam menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah, dengan beberapa ruas jalan utama di Kebon Pala, seperti Jalan Raya Bogor dan Jalan Kebon Pala, tidak bisa dilalui kendaraan. Banyak warga yang terjebak di dalam rumah mereka dan harus dievakuasi oleh tim SAR.
Proses Evakuasi dan Penanganan Bencana
Tim SAR DKI Jakarta bekerja sama dengan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan serta aparat TNI dan Polri untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak banjir. Beberapa posko darurat juga didirikan di titik-titik pengungsian untuk memberikan bantuan makanan, pakaian, dan obat-obatan.
“Evakuasi berjalan lancar, meskipun banyak tantangan, seperti arus air yang cukup deras dan terputusnya akses jalan. Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga yang terdampak bisa segera terpenuhi,” tambah Sigit.
Untuk sementara, pengungsian dibuka di beberapa lokasi seperti sekolah-sekolah terdekat yang tidak terendam banjir. Selain itu, petugas juga mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan dan minuman bagi para pengungsi.
Upaya Pemerintah Mengatasi Banjir
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gubernur Anies Baswedan telah menyampaikan komitmen untuk segera menangani dampak banjir dan mempercepat pemulihan. Anies mengungkapkan bahwa pihaknya telah menginstruksikan BPBD untuk melakukan pemantauan intensif di wilayah yang terdampak banjir dan memastikan warga yang membutuhkan segera mendapatkan bantuan.
“Saya sudah memerintahkan BPBD dan dinas terkait untuk segera melakukan pemulihan di lokasi yang terkena dampak. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak kementerian terkait untuk mempercepat normalisasi sungai-sungai yang ada di Jakarta, termasuk Sungai Ciliwung,” ujar Anies Baswedan dalam konferensi pers pada Selasa pagi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana untuk mempercepat proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang sudah lama tertunda. Normalisasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di kawasan Jakarta Timur, terutama di daerah yang rawan banjir seperti Kebon Pala. “Proyek normalisasi sungai akan menjadi prioritas kami, karena kami ingin memastikan bahwa banjir tidak terus berulang setiap kali musim hujan tiba,” lanjut Anies.
Peran Masyarakat dalam Mengurangi Risiko Banjir
Selain upaya dari pemerintah, masyarakat juga diminta untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan guna mengurangi potensi terjadinya banjir. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran-saluran air, yang dapat menghambat aliran air dan memperburuk kondisi saat hujan deras.
Warga Kebon Pala, Andi, yang rumahnya terendam banjir, mengungkapkan harapannya agar kondisi ini bisa segera membaik. “Kami berharap agar pemerintah segera memperbaiki saluran air dan melakukan normalisasi sungai. Setiap tahun, kami selalu menghadapi banjir seperti ini, dan itu sangat mengganggu kehidupan kami,” katanya.