Jakarta, 21 Februari 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan waspada terkait potensi banjir rob di 17 daerah di Indonesia pada minggu ini. Peringatan ini menyusul kondisi cuaca yang diperkirakan akan memicu terjadinya genangan air di sejumlah wilayah pesisir. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk.
17 Daerah Indonesia Berisiko Kena Banjir Rob
BMKG menginformasikan bahwa banjir rob, yang biasanya terjadi akibat kombinasi pasang air laut yang tinggi dan kondisi cuaca ekstrem, dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan pemantauan BMKG, fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada minggu ini. Diprediksi akan berdampak di daerah-daerah pesisir dengan ketinggian air yang cukup signifikan.
Adapun 17 daerah yang berada dalam zona peringatan waspada banjir rob. Antara lain Jakarta, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang. Selain itu, sejumlah daerah lain yang berada di sepanjang pesisir Jawa dan Sumatera juga diminta untuk siaga menghadapi potensi banjir rob ini.
“Banjir rob berpotensi terjadi akibat gelombang pasang yang tinggi serta faktor cuaca buruk. Kami mengimbau warga yang tinggal di daerah pesisir untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dan menyiapkan langkah mitigasi yang tepat.” Ujar Prakirawan BMKG, Muhammad Idris, dalam pernyataan resminya.
Faktor Penyebab Banjir Rob dan Dampaknya
Banjir rob dapat terjadi akibat fenomena alam yang melibatkan pasang surut air laut yang tidak biasa. Serta faktor cuaca yang berpotensi menyebabkan hujan deras dan angin kencang. Pada periode ini, BMKG memperkirakan terjadinya kenaikan muka air laut yang cukup signifikan di sejumlah wilayah pesisir. Kondisi ini diperburuk dengan potensi hujan lebat yang dapat menambah dampak dari banjir rob.
Fenomena banjir rob ini bisa mengakibatkan genangan air yang mengganggu aktivitas masyarakat, merusak infrastruktur pesisir. Serta menyebabkan kerugian material yang cukup besar. Warga yang tinggal di daerah rawan banjir rob. Seperti kawasan pesisir Jakarta, diimbau untuk selalu memantau peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG, terutama yang berkaitan dengan cuaca ekstrem.
BMKG juga mengingatkan bahwa banjir rob dapat berdampak pada berbagai sektor, mulai dari sektor transportasi, perdagangan, hingga kesehatan masyarakat. Genangan air yang tinggi bisa menghambat pergerakan kendaraan dan merusak fasilitas umum. Meningkatkan risiko terjadinya penyakit akibat sanitasi yang buruk.
Warga Diharapkan Siaga dan Ikuti Instruksi Pemerintah
BMKG telah meminta pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak dari banjir rob. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan mempersiapkan tempat evakuasi sementara dan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak.
“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang, seperti pemerintah daerah dan BMKG. Warga yang tinggal di daerah pesisir harus menjaga keselamatan dengan menghindari tempat-tempat yang berisiko tinggi terkena genangan air,” kata Idris.
Selain itu, BMKG juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal di daerah yang diprediksi terdampak banjir rob mempersiapkan peralatan penting. Seperti obat-obatan, makanan cadangan, serta dokumentasi penting yang dapat dibawa saat situasi darurat. Peringatan dini ini sangat penting agar tidak ada korban jiwa maupun kerugian material yang lebih besar.
Keberlanjutan Penanganan dan Mitigasi Banjir Rob
BMKG juga terus melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penanganan bencana. Upaya mitigasi yang terus dilakukan meliputi pemantauan intensif terhadap tingkat ketinggian air laut, serta analisis terhadap pola cuaca yang dapat memicu terjadinya bencana.
“Kami akan terus memantau perkembangan kondisi cuaca dan memastikan bahwa informasi yang kami berikan tepat waktu, sehingga warga dapat bersiap-siap dengan baik,” ujar Idris.
Selain itu, langkah-langkah jangka panjang yang perlu dilakukan adalah dengan memperkuat sistem drainase di kawasan pesisir dan memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai upaya mitigasi bencana. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat lebih gencar dalam melakukan sosialisasi mengenai dampak perubahan iklim yang semakin sering mempengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia.