JAKARTA, 1 Maret 2025 — Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan bahwa stok beras di seluruh Indonesia akan mencukupi hingga akhir Ramadan mendatang. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Utama Bulog, Budi Santosa, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta. Ia menegaskan bahwa upaya untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan beras selama bulan Ramadan sudah disiapkan. Masyarakat tidak perlu khawatir terkait potensi kelangkaan bahan pokok tersebut.
Stok Beras Bulog yang Cukup untuk Menopang Kebutuhan Masyarakat
Menjelang bulan suci Ramadan, kebutuhan beras sebagai bahan pokok utama masyarakat Indonesia diperkirakan akan mengalami lonjakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bulog telah melakukan berbagai langkah strategis untuk menjaga pasokan beras tetap stabil. Mulai dari peningkatan pengadaan beras lokal hingga penyaluran ke pasar-pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia.
Budi Santosa menjelaskan bahwa saat ini Bulog memiliki stok beras sekitar 1,5 juta ton. Akan terus ditambah dengan pengadaan beras lokal dari petani. Stok ini dianggap lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar selama Ramadan dan Lebaran. Mengingat konsumsi beras biasanya meningkat sekitar 10 hingga 15 persen pada periode tersebut.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan sejumlah distributor dan pengecer untuk memastikan bahwa distribusi beras dapat berjalan dengan lancar dan harga tetap stabil di pasar,” kata Budi Santosa.
Upaya Pemerintah Mengatasi Potensi Kenaikan Harga Beras
Selain menjaga ketersediaan stok, Bulog juga berkomitmen untuk mengatasi potensi kenaikan harga beras yang sering terjadi menjelang Ramadan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan operasi pasar yang diadakan di berbagai daerah. Melalui operasi pasar ini, Bulog akan menjual beras dengan harga yang lebih terjangkau. Agar masyarakat tetap bisa mendapatkan beras dengan harga wajar.
Budi Santosa juga menyebutkan bahwa pemerintah melalui Bulog akan terus memantau harga beras secara real-time, baik di pasar tradisional maupun modern. Untuk memastikan tidak ada spekulan yang memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga secara tidak wajar.
“Bukan hanya stok yang cukup, tetapi kita juga harus menjaga agar harga beras tetap stabil. Kami berharap masyarakat tidak panik dan membeli secara berlebihan, karena stok beras sudah terjamin,” ujar Budi.
Tantangan yang Dihadapi Bulog dalam Menjaga Stok Beras
Walaupun stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan, Bulog tetap menghadapi sejumlah tantangan dalam memastikan distribusi yang lancar dan harga yang stabil. Salah satunya adalah ketergantungan pada cuaca dan musim panen. Jika musim panen gagal atau terjadi bencana alam yang merusak hasil pertanian, maka pengadaan beras bisa terhambat.
Namun, menurut Budi, Bulog sudah memiliki rencana cadangan yang melibatkan pengadaan dari sumber-sumber impor apabila pasokan lokal tidak mencukupi. Ia juga menambahkan bahwa Bulog berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada beras impor seiring dengan terus meningkatnya produksi beras dalam negeri.
“Kami tetap berharap pada produksi beras lokal, tetapi jika ada gangguan dalam pasokan, kami akan mengandalkan cadangan beras dari luar negeri. Namun, untuk saat ini, kami yakin stok beras lokal akan cukup,” terang Budi.
Penurunan Harga Beras dan Peran Bulog dalam Mencapai Kestabilan
Selain memastikan pasokan, Bulog juga memiliki peran penting dalam menurunkan harga beras yang sempat mengalami kenaikan signifikan di beberapa bulan terakhir. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengatur distribusi beras di pasar yang selama ini sering mengalami ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Budi Santosa menjelaskan bahwa Bulog akan terus mengoptimalkan program bantuan pangan non-tunai (BPNT) kepada masyarakat yang membutuhkan, serta memperkuat distribusi beras melalui jaringan pasar tradisional dan modern. Hal ini diharapkan dapat menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen.
“Program BPNT juga salah satu cara kami untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh kenaikan harga beras, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan pangan,” tambah Budi.