Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan – Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam yang terletak di Kalimantan Selatan kini menjadi rumah bagi lebih dari 100 spesies anggrek langka. Upaya konservasi ini dilakukan untuk melindungi kekayaan flora Indonesia dari ancaman kepunahan akibat perusakan habitat alami.

Surga Anggrek Langka di Jantung Kalimantan

Tahura Sultan Adam, yang memiliki luas sekitar 112.000 hektare, dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi terbesar di Kalimantan Selatan. Hutan ini mencakup wilayah pegunungan Meratus, yang terkenal akan keanekaragaman hayatinya. Selain menjadi habitat alami berbagai jenis satwa liar, kawasan ini kini menjadi pusat perlindungan lebih dari 100 spesies anggrek langka, termasuk beberapa yang hanya dapat ditemukan di Kalimantan.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahura Sultan Adam, Ainun Jariah, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai komunitas dan ahli botani dalam upaya pelestarian anggrek. “Kami berkomitmen untuk menjaga kelangsungan hidup spesies anggrek yang terancam punah. Melalui konservasi, kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa melihat keindahan bunga ini di habitat aslinya,” ujarnya.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati Hutan Sultan Adam Kalimantan Selatan

Kalimantan, yang dahulu dikenal sebagai paru-paru dunia, kini menghadapi tantangan besar akibat deforestasi dan alih fungsi lahan. Anggrek, yang umumnya tumbuh di pohon atau di tanah dengan kondisi lingkungan tertentu, sangat rentan terhadap perubahan ekosistem. Aktivitas ilegal seperti penebangan hutan dan perburuan liar juga memperparah kondisi ini.

Baca Artikel Lainnya : Memperkenalkan Sagu ke Seluruh Dunia Melalui Tahun Kebudayaan Qatar-Indonesia

Salah satu spesies anggrek yang berhasil dikonservasi di Tahura Sultan Adam adalah Dendrobium lowii, spesies endemik Kalimantan yang pertama kali ditemukan pada abad ke-19. Anggrek ini memiliki keunikan pada bentuk dan warna bunganya, yang membuatnya banyak diburu oleh kolektor tanaman hias.

“Sebagian besar spesies anggrek yang kami lestarikan berasal dari hutan yang telah mengalami degradasi. Jika tidak diselamatkan, mereka bisa punah dalam waktu dekat,” kata seorang peneliti dari Yayasan Anggrek Meratus Indonesia, Ferry F. Hoesain.

Upaya Konservasi dan Harapan ke Depan

Dalam rangka melindungi lebih banyak spesies, pemerintah daerah bersama komunitas pencinta anggrek telah membangun pusat konservasi khusus di dalam kawasan Tahura Sultan Adam. Di tempat ini, anggrek-anggrek langka dikembangbiakkan sebelum akhirnya dilepas kembali ke habitat alami mereka.

Selain itu, program edukasi kepada masyarakat juga terus digalakkan. Pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian flora langka dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan penghijauan dan pelestarian lingkungan.

Dengan adanya upaya konservasi ini, diharapkan keberadaan anggrek-anggrek langka di Kalimantan Selatan dapat terus terjaga. Tahura Sultan Adam tidak hanya menjadi destinasi ekowisata, tetapi juga pusat penelitian dan perlindungan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *