Kupang, 8 Februari 2025 – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan penanaman padi seluas 188.000 hektar pada tahun 2025. Program ini menjadi salah satu upaya penting untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah yang kerap menghadapi tantangan dalam sektor pertanian, khususnya dalam hal produksi beras. Melalui penanaman padi yang luas tersebut, NTT berharap dapat menciptakan kestabilan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beras. Sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menyampaikan bahwa sektor pertanian, khususnya padi, merupakan salah satu sektor utama yang perlu mendapat perhatian serius dalam rangka menjaga keberlanjutan ketahanan pangan. “Kami optimis bahwa dengan target penanaman 188.000 hektar, kami dapat menghasilkan beras yang cukup tidak hanya untuk kebutuhan NTT. Tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat nasional.” Ujar Viktor dalam konferensi pers beberapa hari lalu.

Mengoptimalkan Potensi Lahan di NTT untuk Produksi Padi

Nusa Tenggara Timur dikenal dengan kondisi geografisnya yang sebagian besar merupakan daerah kering. Sehingga sektor pertanian di wilayah ini membutuhkan perhatian dan penanganan khusus. Namun, dengan adanya berbagai inovasi pertanian dan peningkatan teknologi. Provinsi ini berupaya memanfaatkan setiap potensi lahan yang ada untuk meningkatkan produksi padi.

Pada tahun 2024, NTT berhasil menanam padi di sekitar 150.000 hektar, dan kini target 188.000 hektar pada 2025 dianggap sebagai langkah signifikan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah Provinsi NTT menggandeng berbagai pihak, termasuk kementerian terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi, untuk mendukung program tersebut.

Kepala Dinas Pertanian NTT, Yoseph M. Yosua, mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilan program ini adalah pemanfaatan teknologi pertanian yang lebih efisien. “Kami telah memperkenalkan berbagai inovasi teknologi. Mulai dari sistem irigasi yang lebih baik hingga penggunaan benih unggul, untuk memastikan hasil panen yang optimal,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga fokus pada pelatihan kepada petani untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kesulitan yang sering dialami petani dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan hasil produksi.

Tantangan dalam Mencapai Target Penanaman

Meski optimis dengan target yang ditetapkan, upaya untuk mencapai penanaman padi seluas 188.000 hektar bukan tanpa tantangan. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah terbatasnya sumber daya alam, seperti air, yang sangat dibutuhkan untuk irigasi pertanian. Oleh karena itu, pemerintah daerah terus berupaya untuk membangun infrastruktur irigasi yang lebih baik, terutama di daerah-daerah yang kerap mengalami kekeringan.

Sebagai respons terhadap hal tersebut, pemerintah NTT telah mulai melakukan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi di beberapa wilayah prioritas, seperti Kabupaten Sumba, Sikka, dan Ende. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan kebutuhan air bagi pertanian padi dapat terpenuhi dengan maksimal.

Selain itu, perubahan iklim juga menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi petani di NTT. Fluktuasi cuaca yang tidak menentu dan musim kemarau yang panjang seringkali mengganggu proses tanam dan panen padi. Oleh karena itu, edukasi mengenai cara bertani yang adaptif terhadap perubahan iklim menjadi bagian dari upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Program penanaman padi seluas 188.000 hektar di NTT tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menghadapi tekanan dari fluktuasi harga beras dan ketergantungan terhadap impor beras. Oleh karena itu, memperkuat sektor pertanian di daerah-daerah seperti NTT diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan menciptakan ketersediaan pangan yang lebih stabil.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia mendukung penuh inisiatif NTT ini. Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan bahwa pencapaian target tanam padi 188.000 hektar di NTT sangat penting dalam meningkatkan produksi beras nasional. “Keberhasilan NTT dalam meningkatkan produksi padi akan memberikan dampak positif bagi stabilitas pasokan beras di Indonesia. Ini akan membantu memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelas Suwandi.

Program ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah pusat yang berfokus pada pengembangan sektor pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam beberapa kesempatan telah menegaskan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan berupa bantuan benih unggul, pupuk bersubsidi, dan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian di seluruh Indonesia.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *