Seoul, 26 Februari 2025 – Pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa sebanyak 49 sekolah akan ditutup pada tahun 2025 akibat penurunan populasi yang semakin tajam. Penurunan angka kelahiran yang drastis dan perubahan demografis telah menyebabkan menurunnya jumlah siswa di berbagai wilayah, terutama di daerah pedesaan. Hal ini menandai dampak langsung dari krisis demografis yang kini menjadi salah satu tantangan besar bagi Korea Selatan.

Penurunan Populasi Menyebabkan Penutupan Sekolah

Penurunan populasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah lanskap pendidikan di Korea Selatan. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan, 49 sekolah dasar dan menengah di berbagai daerah akan ditutup pada 2025. Penutupan ini disebabkan oleh penurunan jumlah siswa yang terus berlanjut. seiring dengan penurunan angka kelahiran yang menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Badan Statistik Korea, jumlah kelahiran pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai titik terendah sepanjang sejarah negara itu. dengan angka kelahiran hanya sekitar 0,75 anak per wanita. Angka ini jauh di bawah angka penggantian populasi yang dibutuhkan. untuk mempertahankan jumlah penduduk yang stabil, yaitu sekitar 2,1 anak per wanita.

Dampak Penurunan Populasi pada Pendidikan

Penurunan jumlah siswa ini telah menyebabkan kekurangan murid di banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan. Sekolah-sekolah yang berada di kota-kota kecil dan daerah yang kurang padat penduduknya menjadi yang paling terdampak. Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa langkah penutupan sekolah merupakan bagian dari kebijakan efisiensi anggaran pendidikan. namun tetap menjadi keputusan yang sulit bagi banyak orang.

“Saat ini, kami menghadapi situasi di mana populasi menurun sangat cepat. Penutupan sekolah-sekolah ini tidak bisa dihindari jika kita ingin fokus pada pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien.” Ujar Kim Ji-Hoon, juru bicara Kementerian Pendidikan Korea Selatan.

Namun, kebijakan ini juga menuai kritik dari berbagai pihak. Beberapa orang tua dan pengamat pendidikan khawatir bahwa penutupan sekolah akan mengurangi kualitas pendidikan bagi anak-anak di daerah-daerah yang lebih terpencil. Mereka menganggap bahwa akses terhadap pendidikan yang berkualitas bisa semakin terbatas, terutama bagi keluarga yang tinggal di luar kota besar.

Penyebab Penurunan Populasi di Korea Selatan

Fenomena penurunan populasi di Korea Selatan bukanlah hal baru. Selama beberapa dekade terakhir, negara ini telah mengalami penurunan angka kelahiran yang signifikan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah biaya hidup yang tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Seoul. Membuat banyak pasangan muda enggan untuk memiliki anak. Selain itu, kurangnya dukungan untuk orang tua yang bekerja. Serta kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga. Menjadi alasan mengapa banyak pasangan menunda atau bahkan memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

“Generasi muda di Korea Selatan sering merasa tertekan dengan biaya perumahan yang mahal, biaya pendidikan yang terus meningkat. Tuntutan pekerjaan yang menguras waktu dan energi. Semua ini membuat banyak pasangan merasa tidak mampu atau tidak siap untuk memiliki anak,” kata Dr. Lee Mi-Jung, seorang ahli demografi dari Universitas Nasional Seoul.

Tanggapan Pemerintah terhadap Penurunan Populasi

Pemerintah Korea Selatan telah mengambil berbagai langkah untuk menangani penurunan populasi ini, meskipun hasilnya masih diragukan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memberikan insentif bagi pasangan yang memiliki anak. Seperti tunjangan keluarga dan bantuan biaya pendidikan. Selain itu, pemerintah juga sedang berusaha untuk memperbaiki sistem perawatan anak dan menyediakan lebih banyak fasilitas untuk orang tua yang bekerja.

Namun, meskipun berbagai kebijakan telah diperkenalkan, tingkat kelahiran tetap tidak menunjukkan peningkatan signifikan. Penutupan sekolah yang terjadi pada 2025 ini merupakan refleksi dari kesulitan yang lebih besar yang dihadapi oleh negara tersebut dalam mempertahankan populasi yang stabil.

Prospek Masa Depan dan Tantangan Sosial Ekonomi

Penutupan sekolah-sekolah di Korea Selatan pada tahun 2025 hanya salah satu dampak dari penurunan populasi yang lebih luas. Negara ini diperkirakan akan terus menghadapi tantangan besar terkait dengan penuaan populasi dan kekurangan tenaga kerja di masa depan. Di sisi lain, ketergantungan terhadap populasi usia muda yang semakin sedikit juga akan memberi tekanan pada sistem kesejahteraan sosial dan pensiun.

Dalam jangka panjang, penurunan jumlah sekolah ini juga dapat memengaruhi perekonomian Korea Selatan. Negara ini harus mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan demografis yang pesat. Memikirkan kebijakan yang dapat menarik lebih banyak imigran untuk mengisi kekosongan tenaga kerja yang ditinggalkan oleh penduduk yang menua.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *