Sukatani, 21 Februari 2025 – Nama Sukatani kembali mencuat setelah baru-baru ini tampil di panggung hiburan tanpa menyanyikan lagu yang berjudul “Bayar Polisi”. Hal ini mengundang perhatian publik, mengingat kontroversi yang sempat melingkupi penampilannya sebelumnya terkait lagu tersebut. Keputusan Sukatani untuk mengabaikan lagu yang sempat menuai kecaman tersebut mengundang berbagai reaksi dari berbagai pihak.
Kontroversi Lagu “Bayar Polisi”
Lagu “Bayar Polisi” yang dibawakan oleh Sukatani sebelumnya menjadi perbincangan hangat di media sosial dan publik. Lagu tersebut dianggap kontroversial karena liriknya yang dianggap menyinggung pihak kepolisian dan menyentuh isu yang sensitif terkait dengan praktik pelanggaran hukum. Dalam beberapa bagian liriknya, lagu tersebut mengangkat tema mengenai penyalahgunaan wewenang dan cara-cara yang tidak sah dalam mengatasi masalah hukum. Hal ini mendapat reaksi keras dari sejumlah organisasi kemasyarakatan, tokoh publik, hingga pihak kepolisian yang merasa bahwa lagu tersebut dapat merusak citra aparat penegak hukum.
Tidak lama setelah peluncuran lagu ini, Sukatani menerima banyak kritik. Beberapa pihak meminta agar lagu itu ditarik atau bahkan dilarang untuk diperdengarkan di media massa. Meskipun begitu, ada juga kelompok yang mendukung, menganggap lagu tersebut sebagai bentuk kritik sosial terhadap ketidakberesan yang terjadi dalam masyarakat.
Namun, Sukatani akhirnya memilih untuk menghentikan penampilannya dengan lagu tersebut. “Saya merasa bahwa saya tidak ingin memperpanjang polemik ini. Lagu itu memang dimaksudkan untuk menyuarakan keresahan, tetapi setelah mendapat banyak respons, saya merasa tidak perlu lagi menyanyikannya di atas panggung,” kata Sukatani dalam konferensi persnya.
Kembalinya Sukatani Tanpa Lagu Kontroversial
Pada acara konser musik yang digelar di Sukatani minggu ini, Sukatani kembali menunjukkan keahliannya di atas panggung. Namun, ia memutuskan untuk tidak menyanyikan lagu “Bayar Polisi”. Sebagai gantinya, ia membawakan sejumlah lagu yang lebih mengangkat tema positif dan penuh harapan. Beberapa lagu yang dipilih di antaranya adalah karya-karya yang mengajak pendengar untuk lebih mencintai seni, menghargai budaya, dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Penampilan Sukatani kali ini mendapat sambutan hangat dari para penonton yang hadir. Banyak dari mereka merasa lega dan terhibur dengan lagu-lagu yang lebih bernuansa damai dan tidak menyinggung pihak manapun. Bahkan, beberapa penonton menyampaikan bahwa mereka merasa lebih nyaman menikmati penampilan Sukatani setelah perubahan tersebut.
“Saya senang bisa melihat Sukatani kembali tampil tanpa kontroversi. Lagu-lagu yang dibawakannya malam ini terasa lebih menyenangkan, dan saya bisa menikmati penampilannya dengan lebih tenang,” ujar Denny, salah seorang penonton yang hadir di acara tersebut.
Reaksi Pihak Berwenang
Pihak kepolisian yang sebelumnya mengecam lagu “Bayar Polisi” juga memberikan tanggapan positif terhadap keputusan Sukatani untuk tidak menyanyikan lagu tersebut. Pihak kepolisian berharap, dengan keputusan ini, hubungan antara artis dan aparat penegak hukum dapat terjalin lebih baik dan tidak ada lagi ketegangan yang muncul akibat karya seni yang mengandung unsur provokatif.
“Kami menghargai langkah Sukatani yang memilih untuk menghentikan penampilannya dengan lagu yang menyinggung. Sebagai aparat, kami mendukung kebebasan berkreasi, tetapi kami juga berharap agar setiap karya seni dapat memberikan pesan yang positif dan tidak merusak keharmonisan masyarakat,” ungkap AKP Adi Prasetyo, seorang pejabat kepolisian setempat.
Selain itu, Sukatani sendiri mengungkapkan bahwa ia ingin fokus pada musik yang dapat menyatukan dan menginspirasi banyak orang. Keputusan ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban artistik terhadap karya-karyanya yang dapat mempengaruhi masyarakat.
“Saya ingin berkontribusi positif melalui musik saya. Saya tidak ingin karya saya justru memicu perpecahan atau ketegangan. Musik harus menjadi media untuk menyampaikan pesan yang bermanfaat bagi semua orang,” tambah Sukatani.