Lead Pola Hidup Sehat dan Bersih

Sanitasi yang baik tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada pola hidup sehat dan bersih yang diterapkan oleh masyarakat. Meski berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi, tantangan dalam mengubah kebiasaan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah besar. Data terbaru menunjukkan bahwa masih ada daerah yang belum memiliki akses sanitasi layak, sementara kebiasaan hidup sehat belum sepenuhnya menjadi prioritas. Bagaimana kondisi sanitasi di Indonesia saat ini? Apa langkah yang perlu diambil agar sanitasi dan kesehatan masyarakat semakin baik?

Sanitasi dan Kesehatan: Dua Hal yang Tidak Bisa Dipisahkan

Sanitasi yang buruk berkontribusi terhadap berbagai penyakit menular, seperti diare, infeksi saluran pencernaan, dan stunting pada anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 80% penyakit menular di dunia disebabkan oleh air yang tercemar dan sanitasi yang tidak memadai.

Di Indonesia, meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan akses terhadap sanitasi layak, masih ada tantangan besar yang dihadapi. Menurut Kementerian Kesehatan, pada tahun 2024 sekitar 15% masyarakat Indonesia masih belum memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai. Hal ini terutama terjadi di daerah terpencil dan pedesaan, di mana infrastruktur masih terbatas.

Perubahan Perilaku, Kunci Keberhasilan Sanitasi yang Berkelanjutan

Selain membangun infrastruktur sanitasi seperti toilet umum, saluran pembuangan, dan sistem pengolahan limbah, perubahan perilaku masyarakat menjadi faktor utama dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Banyak kasus menunjukkan bahwa meskipun fasilitas telah tersedia, kebiasaan buruk seperti buang air besar sembarangan (BABS) masih terjadi.

Menurut seorang pakar kesehatan lingkungan, Dr. Rini Susanti, edukasi dan sosialisasi harus dilakukan secara masif agar masyarakat memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. “Penyediaan fasilitas tanpa diiringi edukasi hanya akan menjadi solusi jangka pendek. Kita perlu memastikan masyarakat sadar akan pentingnya sanitasi dan kesehatan mereka sendiri,” ujar Dr. Rini.

Pemerintah dan organisasi kesehatan juga telah menggencarkan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai daerah. Program ini mencakup berbagai aspek, seperti:

  • Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
  • Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
  • Mengelola sampah dengan benar
  • Menggunakan jamban sehat
  • Menjaga kebersihan lingkungan

Baca Artikel Lainnya : Indonesia Berencana Memajukan Ekosistem Digital yang Inklusif dan Aman

Tantangan dan Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Sanitasi

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai akses sanitasi universal pada tahun 2030 sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Berbagai program telah digalakkan, seperti:

  1. Gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
    Program ini bertujuan untuk menghilangkan praktik BABS dengan memberikan akses toilet dan fasilitas sanitasi yang layak di daerah yang belum memiliki infrastruktur memadai.
  2. Pembangunan Infrastruktur Sanitasi di Wilayah Terpencil
    Melalui proyek nasional, pemerintah telah membangun ribuan toilet umum, sumur resapan, dan sistem pengelolaan limbah di daerah-daerah yang belum memiliki akses sanitasi yang baik.
  3. Kemitraan dengan Swasta dan LSM
    Beberapa perusahaan swasta dan lembaga sosial turut serta dalam penyediaan air bersih dan sanitasi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Meski demikian, masih ada tantangan besar dalam implementasi program-program ini. Salah satunya adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah. Beberapa daerah masih mempertahankan kebiasaan lama karena kurangnya edukasi atau faktor budaya yang sulit diubah.

Masyarakat sebagai Kunci Keberhasilan Sanitasi Pola Hidup Sehat dan Bersih

Keberhasilan program sanitasi tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan masyarakat. Tanpa kesadaran individu dan partisipasi aktif, infrastruktur yang dibangun hanya akan menjadi fasilitas yang kurang dimanfaatkan.

Edi Suharto, seorang tokoh masyarakat di Desa Cibiru, Jawa Barat, berbagi pengalaman sukses desanya dalam menerapkan sanitasi yang lebih baik. “Kami mulai dengan edukasi dari rumah ke rumah. Setelah masyarakat mengerti dampaknya, mereka mulai berinisiatif membangun toilet sendiri dan menjaga kebersihan lingkungan,” ungkapnya.

Kesadaran seperti inilah yang perlu ditumbuhkan di seluruh Indonesia agar perubahan sanitasi tidak hanya bersifat sementara, tetapi menjadi kebiasaan yang diwariskan ke generasi berikutnya.

Kesimpulan

Sanitasi bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang perilaku hidup sehat dan bersih. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses sanitasi, tetapi tantangan terbesar terletak pada perubahan pola pikir dan kebiasaan masyarakat. Dengan keterlibatan aktif semua pihak—pemerintah, swasta, dan masyarakat—Indonesia dapat mencapai target sanitasi yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan seluruh rakyatnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *