BEIJING — Pemerintah Tiongkok menyatakan tekadnya untuk terus memainkan “peran konstruktif” dalam menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung di Ukraina. Dengan konflik yang memasuki tahun keempat, Tiongkok mengungkapkan bahwa mereka berkomitmen. Untuk berperan dalam mencari solusi damai yang dapat membawa stabilitas di wilayah tersebut. Pernyataan ini mencuat setelah sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa. Memperdebatkan pendekatan yang lebih keras terhadap agresi Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, menyatakan bahwa Beijing tidak pernah mendukung penggunaan kekerasan dalam penyelesaian konflik. Selalu mendorong dialog sebagai jalan keluar terbaik. Pemerintah Tiongkok berharap dapat menjadi fasilitator dalam proses diplomatik yang melibatkan berbagai pihak terkait. Untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Tiongkok: Pendekatan Diplomatik yang Tidak Memihak
Tiongkok selama ini dikenal dengan sikapnya yang lebih netral dalam konflik Ukraina. Berusaha untuk tidak berpihak secara terbuka meski secara diplomatik lebih banyak dilihat mendekat kepada Rusia. Namun, Beijing menegaskan bahwa komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan tidak bisa diragukan. Tiongkok berfokus pada upaya untuk mempromosikan dialog langsung antara pihak-pihak yang terlibat. Baik antara Ukraina dan Rusia maupun negara-negara lainnya yang memiliki kepentingan dalam konflik tersebut.
Pernyataan ini muncul setelah Tiongkok mengeluarkan sebuah dokumen “Posisi Tiongkok mengenai Penyelesaian Politik Krisis Ukraina” pada Februari lalu. Dokumen tersebut menekankan pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara, serta menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat memperburuk krisis Ukraina.
“Penyelesaian yang damai adalah satu-satunya jalan keluar yang dapat diterima oleh semua pihak. Tiongkok berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan negara-negara lain, baik dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB maupun melalui saluran bilateral. Memfasilitasi proses perdamaian,” ujar Wang Wenbin dalam konferensi pers.
Tiongkok dan Rusia: Hubungan yang Kompleks
Hubungan antara Tiongkok dan Rusia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara memiliki kemitraan strategis yang meliputi sektor energi, perdagangan, dan militer. Ketika konflik Ukraina dimulai, Tiongkok dipandang oleh banyak pihak sebagai negara yang lebih berpihak pada Rusia. Meskipun Tiongkok secara resmi menolak untuk memberikan dukungan langsung dalam bentuk apapun terhadap agresi Rusia di Ukraina.
Sebagai negara yang memiliki hubungan ekonomi kuat dengan Rusia, Tiongkok tetap berhati-hati dalam menyikapi isu ini. Agar tidak memperburuk hubungan dengan negara-negara Barat yang kritis terhadap invasi Rusia. Dalam beberapa kesempatan, Tiongkok menekankan bahwa meskipun mendukung hubungan baik dengan Rusia. Mereka tetap menuntut bahwa penyelesaian diplomatik harus tetap menjadi prioritas utama.
Dalam satu pernyataan terpisah, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyatakan bahwa negara-negara besar harus “menjaga perdamaian dan keamanan dunia,” dan mereka harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional melalui dialog yang konstruktif, termasuk dalam konflik Ukraina.
Peran Tiongkok di Dewan Keamanan PBB
Tiongkok, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah kebijakan internasional terkait Ukraina. Meskipun seringkali dianggap sebagai negara yang bersikap lebih netral, Tiongkok telah menunjukkan bahwa mereka akan terus mendukung upaya-upaya diplomatik yang dapat mengarah pada perdamaian.
Namun, Tiongkok juga menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara mendukung Rusia dan tidak merusak hubungan dengan negara-negara Barat yang sangat mendukung Ukraina. Dalam hal ini, Tiongkok mengedepankan prinsip non-intervensi dalam urusan internal negara lain, yang secara historis menjadi dasar kebijakan luar negeri Tiongkok.
Beberapa analis politik berpendapat bahwa Tiongkok akan terus berusaha menjadi penengah dalam konflik ini. Meskipun keberhasilannya bergantung pada seberapa jauh negara-negara besar lainnya bersedia menerima peran aktif Tiongkok dalam memediasi proses perdamaian.
Prospek Perdamaian dan Dukungan Internasional
Walaupun situasi di Ukraina masih sangat kompleks dan penuh ketegangan, ada harapan bahwa upaya diplomatik dari berbagai pihak, termasuk Tiongkok, dapat membawa hasil positif. Berbagai negara, termasuk negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, semakin mengakui pentingnya solusi diplomatik untuk mengakhiri krisis ini.
Sementara itu, dalam beberapa bulan terakhir, beberapa inisiatif diplomatik telah dimulai, meskipun belum ada tanda-tanda yang jelas mengenai keberhasilan proses perdamaian. Dalam konteks ini, banyak pihak yang berharap bahwa Tiongkok akan terus memainkan peran yang lebih aktif dan konstruktif dalam membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog antara Ukraina dan Rusia.